Pemadaman listrik bergilir mungkin sudah menjadi hal yang lazim di daerah pedesaan, karena penyebaran pasokan listrik yang belum merata maka di setiap daerah atau desa pasti dijatah dalam hal pasokan aliran listrik. Bagaimana jika hal ini terjadi di kota-kota besar? Terutama kota yang padat penduduk maupun industri-industri besar, tentu akan sangat merepotkan bukan dan juga akan menghambat pergerakan roda ekonomi di kota tersebut akibat ketiadaan aliran listrik untuk menggunakan alat-alat produksi. Di dalam dunia modern seperti saat ini, hampir segalanya mulai dari sistem keuangan hingga jaringan komunikasi kita amat sangat bergantung pada listrik. Infrastruktur vital lainnya seperti suplai air dan sistem pembuangan juga bergantung pada listrik untuk menyalakan mesin pompa agar semuanya terus mengalir. Tanpa listrik, mesin pompa minyak di SPBU akan berhenti bekerja, petunjuk jalan dan lampu lalu lintas pun akan mati. Jaringan transportasi akan mogok dan ‘Rantai makanan’ kita yang kompleks pun akan berantakan tanpa komputer yang dapat mengkoordinir di mana bahan makanan akan disimpan atau bahan bakar untuk mendistribusikannya dan bahkan lemari es untuk mengawetkannya.
Begitu pula dengan kisah para pengusaha kecil yang proses produksinya mengandalkan tenaga listrik yang terpaksa berhenti beraktivitas. Seperti Pak Hari contohnya, Pak Hari sendiri merupakan seorang pedagang frozen food rumahan, Bersama istrinya ia membuat berbagai macam olahan makanan dari daging ayam dan ikan seperti nugget, sosis, bakso dan lain-lain. Keuntungan yang diraih pun tak sedikit dari hasil penjualannya, dan semakin hari semakin banyak pelanggan yang membeli makanan olahan ini ke Pak Hari. Dalam kesehariannya, Pak Hari menggunakan berbagai alat-alat bertenaga listrik untuk mengolah daging ayam dan ikan tersebut menjadi makanan olahan. Pak Hari pun sangat membutuhkan aliran listrik setiap harinya demi kelancaran usahanya. Namun akibat pemadaman listrik selama beberapa hari belakangan menjadi mimpi buruk bagi Pak Hari.
Pak Hari tidak menyangka karena daerahnya mengalami pemadaman listrik sejak semalam. Hal ini tentu merugikan untuk usahanya, belum lagi jika listrik padam ditengah-tengah perkerjaannya yang sedang menggiling daging untuk dijadikan makanan olahan. Bukan hanya merugikan, namun juga benar-benar membuat kesal. Jika listrik mati, seluruh alat-alat untuk menggiling dan juga lemari es untuk menyimpan makanan tersebut menjadi tidak bisa dipakai. Pak Hari pun menyadari bahwa ini mulai menjadi masalah serius. Pemadaman listrik yang sering terjadi melumpuhkan banyak aktivitas dan merugikan usahanya dan bukan hanya dia saja yang mengalaminya namun juga tetangga sekitar rumahnya ikut mengalami imbasnya. Terlebih orang-orang yang bekerja dengan mengandalkan listrik. Pak Hari berpikir keras untuk memikirkan solusi alternatif jika listrik mereka tiba-tiba padam. Setelah berpikir panjang, Pak Hari pun mulai kepikiran untuk memasang sebuah Solar Panel. Karena Pak Hari tahu bahwa di daerahnya jika siang hari, matahari bersinar amat terik sehingga menjadi peluang dalam pemasangan Solar Panel tersebut.
Ia pun juga berpikir bahwa memasang Solar Panel ini juga merupakan sebuah bentuk investasi jangka panjang dan Pak Hari pun bisa menggunakannya setiap hari, jadi bayar listrik perbulannya bisa lebih murah. Berbekal informasi yang ia dapat, Pak Hari mendapatkan informasi bahwa dalam memasang Solar Panel harus merogoh kocek yang tidak sedikit, sekitar belasan juta rupiah. Pada awalnya, Pak Hari berencana untuk memasang Solar Panel tersebut hanya untuk rumahnya saja. Namun, tiba-tiba ia kepikiran untuk mengajak para tetangganya untuk memasang sejumlah Solar Panel di area rumahnya masing-masing. Pak Hari pun mulai mendatangi para tetangganya terlebih mereka yang memiliki usaha dan yang sangat dirugikan ketika terjadi pemadaman listrik. Pak Hari juga mengajak mereka untuk memasang Solar Panel sekaligus ber investasi untuk masa depan. Walaupun harga Solar Panel ini lumayan mahal, namun efek serta keuntungannya dapat terlihat sekitar 8 tahun mendatang tidak cuma untuk penghematan serta solusi alternatif tapi bisa juga untuk melestarikan lingkungan. Setelah mendapat penjelasan dari Pak Hari, maka para tetangganya pun setuju untuk memasang Solar Panel di lingkungan sekitar mereka.
Setelah Solar Panel tersebut dipasang, hal ini sangat merubah hidup Pak Hari serta tetangganya. Dimulai dari mereka menghemat daya listrik yang mereka gunakan dari PLN sehingga bisa mengurangi biaya penggunaan listrik setiap bulannya. Pak Hari dan tetangga-tetangga yang telah memasang Solar Panel tersebut akan mendapatkan keuntungan yang lebih karena tanpa mereka rasakan, mereka sudah memulai investasi dengan Renewable Energy tersebut. Pak Hari dan para tetangganya yang memiliki usaha pun juga sudah tidak takut lagi dengan adanya pemadaman listrik dari PLN yang akan membuat usahanya merugi. Aktivitas yang mereka lakukan jauh lebih lancar dan yang terpenting keuntungan selalu di dapat setiap harinya. Tidak ada lagi ke khawatiran karena langkah yang Pak Hari buat menjadi langkah awal dalam penghematan energi sekaligus menyelamatkan lingkungan.
Berdasarkan cerita diatas, apakah anda ingin seperti Pak Hari yang harus menanggung kerugian karena bisnisnya tidak berjalan akibat pemadaman listrik? Jika memang anda tidak ingin, mungkin beralih ke sumber Renewable Energy bisa menjadi pilihan. Seperti REEF sebagai aplikasi financing berbasis Blockchain yang hadir untuk memberi solusi bagi terciptanya lingkungan yang hemat energi dan menjaga kelestarian lingkungan dengan Solar Panel yang diproduksi oleh perusahaan JSKY sebagai partner. REEF berkomitmen untuk menghasilkan energi bersih dan juga menginspirasi masyarakat untuk segera beralih ke Renewable Energy serta menjaga kelestarian lingkungan. Ingin tahu lebih lanjut? Langsung saja klik www.reef.id untuk informasi selengkapnya.